Latah Intelektual
Mudah sekali pada masa ini melihat kekeliruan orang dalam memandang sesuatu, berselancar di sosial media salah satunya.
Sebagian orang merasa perlu melakukan sesuatu dengan isu yang terjadi disekitarnya, dengan tergesa-gesa ia membahas isu tersebut di sosial media.
Kondisi itu kerap terjadi tanpa melalui proses yang berkesesuaian dengan tradisi keilmuan. Entah apapun alasannya, sebagai Muslim diajarkan untuk selalu berprasangka baik pada suatu hal sebelum sampai di tahap judgement.
Pada proses mencerna ilmu, Ilmu yang hakikatnya dari Allah SWT kemudian sampai pada hati para ulama atau guru kemudian disampaikan kepada para muridnya dan sampai kepada kita semua. Muslim yang berpegang pada Pandangan-Alam Islam sudah pasti menggunakan Tradisi Keilmuan yang sesuai. Lalu pada tradisi keilmuan Islam, prosesnya dinyatakan dalam bentuk diskusi bersama kawan sebaya dan berguru untuk membantu proses pencernaan ilmu dan memudahkan menempatkan informasi pada konteks yang tepat.
Tradisi keilmuan Islam yang menjadi tradisi mulia menjadi asing bahkan mungkin tidak dikenal. Kini berpendapat sesuatu yang mudah sekali dikeluarkan tanpa adanya koreksi dari guru, apalagi meminta izin kepada guru, kalau tulisan itu keliru maka siapa yang akan mengkoreksi?.
Apalagi memiliki pengikut yang banyak, sudah pasti mengelirukan banyak orang juga. Maka, alangkah lebih baik untuk tidak latah berpendapat di dalam sosial media karena hakikatnya sosial media hanya medium untuk persebaran informasi dan entertainment.
Oleh sebab itu, orang keliru ketika membaca suatu ilmu pada sosial media dengan menggunakan alat ataupun kesiapan yang sifatnya untuk entertainment, kelirulah ia.
Wallahualam bishawab.